
DALIL DAN WAKTU UNTUK BERSIWAK
(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)
Pertanyaan
Nama: W
Angkatan : 01
Grup : 020
Domisili : –
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Izin bertanya, Ustadz.
Pertanyaannya sangat mengganjal di hati, mau mencari dalilnya ana tidak tahu mengenai siwak. Adakah Sunnah Rasulullah sebelum shalat bersiwak di dalam shaf? Ana juga lihat khatib di mimbar sebelum khutbah siwak dulu terus siwaknya disimpan lagi. Terus ana lihat imam sebelum takbiratul ula bersiwak dulu. Terus siwaknya langsung disimpan di kantong gamis.
Ana pernah shalat di masjid jama’ah Tabligh. Apakah ini ada sanadnya?
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
Jawaban
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Siwak adalah salah satu yang dianjurkan dalam syari’at Islam karena dengan bersiwak seseorang membersihkan mulutnya dan meraih ridha Allah Ta’ala .
Sebagaimana Nabi ﷺ bersabda:
السِّوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak membuat bersih mulut dan mendatangkan ridha Allah” (HR. Ahmad, shahih).
Bersiwak kapan saja dan di mana saja akan tetapi lebih ditekankan untuk dilakukan pada kondisi berikut :
(1) Ketika wudhu
Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasul ﷺ pernah bersabda :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ
“Seandainya tidak memberatkan Ummatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu” (HR. Ahmad, shahih).
(2) Ketika shalat
Nabi ﷺ bersabda,
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Seandainya tidak memberatkan Ummatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak melaksanakan shalat.” (HR. Al-Bukhari).
(3) Ketika membaca Al-Qur’an
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
“Kami diperintahkan untuk bersiwak dan Beliau ﷺ bersabda :
إن العبد إذا قام يصلي أتاه الملك فقام خلفه يستمع القرآن ويدنو فلا يزال يستمع ويدنو حتى يضع فاه على فيه فلا يقرأ آية إلا
كانت في جوف الملك
“Sesungguhnya seorang hamba ketika hendak mendirikan shalat datanglah Malaikat padanya. Kemudian Malaikat itu berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Al-Qu’rannya, dan semakin mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia meletakkan mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca suatu ayat kecuali ayat tersebut masuk ke perut Malaikat itu.” (HR. Baihaqi, shahih).
والله تعالى أعلم
Dijawab oleh : Ustadz Abu Fathiyyah Abdus Syakur, S Ud, M.Pd.l
Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)
WebsiteGIS: grupislamsunnah.com
Fanpage: facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah